Monday 17 December 2012

Kumpulan Kata-Kata Mutiara Islami



"Ada tiga golongan orang yang paling menyesal pada hari kiamat :

  • Orang yang memiliki budak ketika di dunia, ternyata pada hari kiamat budak tersebut memiliki prestasi amal yang lebih baik darinya,
  • Orang yang mempunyai harta tetapi tidak mau bersedekah dengannya sampai ia meninggal dunia, kemudian harta tersebut diwarisi oleh orang yang memanfaatkan harta tersebut untuk bersedekah di jalan Allah, dan
  • Orang yang mempunyai ilmu tetapi ia tidak mau mengambil manfaat dari ilmunya, lalu ilmu tersebut diketahui oleh orang lain yang mampu mengambil manfaat darinya.”

(Sufyan bin ‘Uyainah)



"Akhlak yang paling mulia adalah menyapa mereka yang memutus silaturahim, memberi kepada yang kikir terhadapmu, dan memaafkan mereka yang menyalahimu.” (HR Ibnu Majah)

"Aku belum pernah melihat orang yang paling lama bersedih daripada al-Hasan. Ia berkata, kita tertawa, sementara bisa jadi Allah yang telah melihat amal-amal yang telah kita perbuat berfirman, ‘Aku tidak mau menerima amal-amal kalian sedikitpun.’” (Yunus bin ‘Ubaid)

"Aku jamin rumah di dasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.”(HR Abu Daud)

"Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam.”(‘Amir bin ‘Abdi Qais)

"Aku tidak suka menjadi seorang pedagang budak. Akan tetapi, menjadi pedagang budak lebih aku sukai daripada aku menimbun bahan makanan sambil menunggu naiknya harga yang memberatkan sesama muslim.”(Yazid bin Maisaroh)

"Amal yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan paling benar. Jika amal itu ikhlas tapi tidak benar, maka tidaklah diterima. Jika amal itu benar tapi tidak ikhlas, juga tidak akan diterima kecuali jika dilakukan secara ikhlas. Ikhlas artinya dilakukan hanya karena Allah. Adapun benar artinya adalah sesuai dengan sunnah (tuntunan dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).”(Fudhail bin ‘Iyadh)

"Apa pendapat Anda bila ada seseorang yang pakaiannya terkena air kencing, lalu ia hendak mensucikannya dengan air kencing pula? Mungkinkah air kencing itu dapat mensucikannya? Tentu saja tidak! Kotoran tidak dapat disucikan kecuali dengan sesuatu yang suci. Begitu pula halnya keburukan yang pernah kita lakukan, tidak akan dapat terhapus kecuali dengan memperbanyak melakukan kebaikan.”(Sufyan ats-Tsauri)

"Apabila akhirat ada dalam hati, maka akan datanglah dunia menemaninya. Tapi apabila dunia ada di hati maka akhirat tidaklah akan menemaninya. Itu karena akhirat mulia dan dermawan, sedangkan dunia adalah hina”(Abu Sulaiman Ad Daroni)

"Apabila Anda berharap agar Allah senantiasa menganugerahkan kepada Anda apa-apa yang Anda cintai dan sukai maka hendaklah Anda senantiasa menjaga dan melaksanakan apa-apa yang dicintai dan disukai oleh Allah.”(Salah seorang ahli hikmah)

"Apabila kalian senang Allah ta’ala dan Rasul-Nya mencintai kalian, maka tunaikanlah amanah kalian, dan benarlah jika berbicara, dan bertetanggalah dengan baik kepada tetangga kalian.”(HR Imam Suyuthi)

Sumber : ubaybingokil 
Baca selengkapnya

Tuhan Sembilan Senti

Tuhan Sembilan Senti
Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,

hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im, sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,

di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk
orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana
kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok.
rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut
dan hidungnya mirip asbak rokok,

duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul
saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.

duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.

nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, 
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena,

di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok,

di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im, sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
mereka ulama ahli hisap.
haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok.

di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.

inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz.
laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.

kalau tak tahan,
di luar itu sajalah merokok.
laa taqtuluu anfusakum.
min fadhlik, ya ustadz.

25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.

jadi ini PR untuk para ulama.
tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,

para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
kini mereka berfikir.
biarkan mereka berfikir.

asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,
pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.

korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Karya : Taufiq Isma'il

Baca selengkapnya

Wednesday 12 December 2012

6 Inspirasi Hijab (Jilbab) Trend 2013

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Menjelang penghujung tahun, jangan habiskan uang Antum untuk sale akhir tahun ini. Kami akan menghadirkan pada Antum inspirasi busana muslim untuk tahun 2013. Fashion hijab di Indonesia sangat berkembang dengan munculnya model-model baru yang anggun dan stylish sekalipun masih syar'i. Tahun ini kita sudah dimanjakan dengan berbagai inspirasi busana dari desainer tanah air seperti Jenahara dan Dian Pelangi. Kira-kira, apa ya yang jadi inspirasi busana hijab tahun 2013?
Tidak berbeda jauh dengan tahun 2012 yang penuh dengan warna, inspirasi tahun 2013 masih beradaptasi dengan budaya fashion sebelumnya yang kaya warna dan permainan pattern atau corak yang lebih berkembang. Fashion Trend pada 2013 akan banyak terinspirasi oleh motif garis, warna neon, corak oriental, dan potongan-potongan asimetris dan lebar masih menjadi favorit.
Yuk kita inspirasi fashion hijab 2013 yang sudah Kami pilih. Check this out,
1. Wedding And Dress,
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5uagiwey81bs7Q9x0SPXydujGFHHRBdIFS8rlWY-ReokDRAA3E-KSYq3wg5l8uKSEvzqvl2XivFwaa9KZYVo6GYGzXo0xV14RU8GpLZOwEJHw8cabu0ocx-EQRE22Qf-FcKBp5-spIcQ/s1600/f_bold_line.jpg
Paduan warna manis dengan lace pada dress masih menjadi salah satu inspirasi mode di 2013. Dengan potongan yang lebih simple namun tetap manis, sehingga nampak stylish dan casual. Lace dan bahan renda memang menjadi salah satu bahan pakaian yang memberikan kesan mewah dan anggun, sehingga bahan ini masih disukai di 2013.
Selain lace, warna-warna sweet dan soft masih akan Antum temui di 2013. Wedding dress hijab dengan warna pastel yang tidak jauh dari warna moka, putih gading dan salem bisa menjadi pilihan Antum. Maksi skirt akan makin dinamis dan anggun dengan hadirnya pencil skirt dan berbagai asimetris maxi skirt lainnya.
2. Bold Line,
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5uagiwey81bs7Q9x0SPXydujGFHHRBdIFS8rlWY-ReokDRAA3E-KSYq3wg5l8uKSEvzqvl2XivFwaa9KZYVo6GYGzXo0xV14RU8GpLZOwEJHw8cabu0ocx-EQRE22Qf-FcKBp5-spIcQ/s1600/f_bold_line.jpg
Bersiaplah dengan banyak motif garis yang tegas dan lebih dinamis di 2013. Berikan sentuhan garis pada hijab, outer maupun bawahan Antum. Motif garis akan kembali meraih kejayaannya di 2013. Selain itu motif garis ini akan berpadu dalam warna neon yang berani atau warna basic hitam putih.
3. Welcome Rain,
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG6_tghmV4iq4ejio9PJL-C6NzUgCHJoQxPdt3ko86_mthXjliAofB8nuThblUQykIranCn2UFmT-fnt0MRaDZny2ER0zPK0jR354k0J6T7x2cIdaTbWTxZSXJI0IMwPhjv_hBCq0Loas/s400/f_winter.jpg
Tetap jaga kehangatan tubuh, Ukhti. Dengan koleksi baju hangat dan hijab dalam balutan warna neon. Jadi selagi hujan turun menghampiri, Antum bisa tetap bersemangat dengan balutan warna cerah. Membuka 2013, fashion baju hangat akan menyambut musim awal tahun. So, prepare your coat, atau mungkin boots manis dengan suasana tampilan yang lebih vintage.
4. Sweet Tone,
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge2Pn-dS-jFvVolqubBmtJ_TwDO_T2NNuO-Zu7cAF5jrjhfq4j_GfFR1HmZomz_GSL0LAbcMxOXmVhVxd4bzCz3XN3ShRB_4otKcrSiD6mca7KlVPsSn9-2_fZEEZwnnqj82B5envb6Yo/s400/f_pastels.jpg
Selain menjamurnya warna neon, warna-warna lembut juga akan dicari di pertengahan tahun. Summer collection memang cenderung didominasi warna-warna lembut hingga cerah menyala. Gaya minimalis dan sixties (60-an) kemungkinan akan kembali muncul di tahun 2013. Wah, siap-siap gaya retro nih.
5. Flowery Pattern,
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwsCY2GKYVh4_SSoaU9fB_kP9eDI4Lp4QwlRtiZaEHX8F8k4VoxN5qfZW-cKuCVQtXZl1l63-nmgr5T2oSuBnyZ4mCgIriFYePIz9-vSqNsMXaV9JdA8MroO9E9lt8cpnKIkY-rIWjNjc/s400/f_flower.jpg
Motif bunga akan lebih stunning tahun 2013. Tidak hanya dengan motif yang memenuhi bidang pakaian, namun dengan kreasi yang lebih berkembang sehingga tidak hanya membentuk pola dasar dari pashmina maupun pakaian Antum. Sentuhan bunga yang feminin memang menjadi favorit wanita, apalagi dalam penampilan muslimah yang anggun.
6. Oriental and Ethnic Pattern,
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ35u-GCwKXPL_mQbmvAXViF89JEBGLZkNHstqCkg-ngSJ1xrVMhe7_GK5z6QtwjV7Eax4uW2ALrLlINmnS60MdmsIKKksEn7SuVOdDm2C8e603Bq2dOlw4PtJ4cTR0Xl4uXZYHe6ieag/s400/pattern_fix.jpg
Motif oriental dan etnik akan semakin merajai fashion 2013. Selain itu masih ada beragam motif yang semakin berkembang seperti polka dot. Namun motif artistik seperti etnik yang unik akan makin digemari para penggemar fashion.
Selain itu, motif oriental yang terinspirasi dari alam juga akan menjadi salah satu inspirasi motif yang digemari di 2013. Siap-siap dengan gebrakan motif pada pashmina, atasan maupun bawahan Antum.

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Baca selengkapnya

Sunday 2 December 2012

Sujud dan Macam-Macamnya

Sujud
Sajdah (Arab: سجدة) atau sujud (Bahasa Arab: سجود) merupakan kata Arab yang bisa disama artikan dengan perbuatan menempatkan dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua -dua lutut dan kedua perut anak jari-jari kaki pada kondisi serentak di lantai dengan tujuan tertentu karena Allah pada waktu dan masa-masa tertentu. Ketika sujud, Muslim diwajibkan membaca bacaan tertentu dalam perbuatannya itu.
Sujud (sujud) merupakan salah satu pilar utama dari sholat harian dalam Islam. Satu tindakan sujud disebut Sajdah (sajadāt jamak). Muslim sujud beberapa kali dalam setiap sholat, tergantung pada jumlah raka'at sholat: dua sajdat dilakukan setiap raka'at, dan sholat wajib panjangnya bervariasi antara dua sampai empat raka'at (raka'at sunnah tambahan sering dilakukan sebagai sunnah muakkadah, atau emulasi dari contoh Muhammad seperti yang digambarkan dalam hadits sahih). Raka'at adalah unit tindakan set yang harus dilakukan dalam sholat.

Dalil Sujud

Firman Allah :
“Wahai orang-orang yang beriman! rukuklah dan sujudlah kamu kepada Tuhan kamu(Allah) dan perbuatlah kebaikan mudah-mudahan kamu mendapat kejayaan”. (Surah Al-Hajj ayat: 77)

“Maka hendaklah kamu sujud tunduk kepada Allah dan beribadahlah sekalian kamu”. (Surah Al-Najmi ayat 62)

“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu (Allah) dan jadilah kamu dari golongan orang-orang yang sujud”.

“Dan sebahagian dari malam,maka sujudlah kepadaNya (Allah) dan bertasbihlah(beribadah)di malam yang panjang”.

Syarat-Syarat Sujud

  1. Suci dari hadas kecil dan hadas besar
  2. Suci dari sebarang dan segala najis
  3. Sujud dengan menghadap Kiblat
  4. Menutup Aurat

Rukun-Rukun Sujud

  1. Niat sujud
  2. Takbir(dengan membaca Allahu Akbar)
  3. Sekali sujud (kecuali sujud pada solat fardhu dan sujud sahwi)
  4. Bangun dari sujud
  5. Memberi salam
  6. Tertib

Macam-Macam Sujud

A. Sujud Syukur
  1. Pengertian Sujud Syukur
    Sujud syukur ialah sujud yang dilakukan sebagai tanda terima kasih kepada Allah swt. atas karunia-Nya, berupa keberumtumgan, keberhasilan atau karena terhindar dari bahaya atau kesulitan. Sujud syukur hukumnya sunat. Adapun dalil disariatkannya sujud syukur ialah sebagaimana sabda rasulullah saw.
    Artinya : Bahwa Nabi saw. apabila dating kepada beliau yang mengembirakan, atau kabar suka, beliau terus sujud berterima kasih kepada Allah ( H.R. Imam Daud dan tarmidzi )
  2. Tata Cara Sujud Syukur
    Sujud syukur dulakukan sama seperti sujud tilawah, yaitu cukup sujud satu kalisaja. Adapun tata cara sujud syukur adalah sebagai berikut,

    1. Takbiratul ihram
    2. Sujud, lalu membacakan bacaan sujud syukur dan do’anya, yang artinya sbb:
      “ Aku sujud kepada Allah yang telah menciptakannya (orang yang sujud ), yang membukakan pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan-Nya.” ( HR. Tirmizi)
    3. Doanya berbunyi sebagai berikut yang artinya :
      “ Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Allah, semoga solawat senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad saw.,keluarga, dan para sahabatnya,”
    4. Memberi salam
B. Sujud Sahwi
  1. Pengertian Sujud Sahwi.
    Sujud sahwi ialah sujud dua kali yang dilakukan setelah membaca tasyahud akhir sebelum salam. Melakukan sujud sahwi hukumnya sunat bagi seseorang pada waktu salat, sebagaimana sabda Rasulullah saw yang artinya :
    “ Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi Muhammad saw. bersabda: Apabila salah seorang dari kamu ragu dalam salat, ia sudah mengerjakan tiga atau empat, maka hendaklah dihilangkannya keraguan itu, dan diteruskan salatnya menurut yang diyakini, kemudian hendaklah sujud dua kali sebelum salam, “ ( HR, Ahmad dan Muslim )

    Adapun sebab-sebab melakukan sujud sahwi ialah sebagai berikut :
    1. Apabila ragu-ragu terhadap bilangan rakaat yang telah dikerjakan.
    2. Kelebihan rakaat atau rukun dalam salat
    3. Apabila lupa tidak melakukan tasyahud awal atau tidak mengerjakan salah satu diantara sunat-sunat salat.
  2. Tata Cara Melakukan Sujud Sahwi.
    Tata cara melakukan sujud sahwi ialah sebagai berikut :
    1. Setelah membaca tasyahud akhir, kemudian sujud diiringi dengan takbir. Di dalam sujud, membaca sujud sahwi, yaitu yang artinya :
      “ Mehasuci Allah yng tidak tidur dan tidak pernah lupa,”
    2. Duduk seperti duduk antara dua sujud
    3. Sujud dan membaca sujud sahwi lagi
    4. Duduk lagi dan memberi salam.
C. Sujud Tilawah
  1. Pengertian Sujud Tilawah.
    Sujud tilawah ialah sujud yang dilakukan seseorang karena membaca atau mendengar bacaan Al Qu’an, yang ada ( bertemu dengan ) ayat sajdahnya. Dalam Al Qur’an terdapat 15 tempat ayat sajdah yaitu :

    1. Surat Al A’raf Ayat 105
    2. Surat An-Naml Ayat 26
    3. Surat Ar-Ra’du Ayat 15
    4. Surat As-Sajdah Ayat 15
    5. Surat An-Nahl Ayat 50
    6. Surat Ashad Ayat 24
    7. Surat Al Isra’ Ayat 109
    8. Surat Fushshilat Ayat 38
    1. Surat Maryam Ayat 58
    2. Surat Anjm Ayat 62
    3. Surat Al Hajj Ayat 18
    4. Surat Al Insyiqaq Ayat 21
    5. Surat Al Hajj Ayat 77
    6. Surat Al ‘Alaq Ayat 19
    7. Surat Al Furqan Ayat 60

  2. Tata Cara Melakukan Sujud Tilawah.
    Sujud tilawah dilakukan cukup satu kali saja dan dapat dilakukan pada waktu melaksanakan salat maupun di luar salat. Apabila dilakukan diluar salat, maka harus memenuhi rukun-rukunnya sebagai berikut :
    1. Niat.
    2. Takbiratul ihram
    3. Sujud
    4. Memberi salam sesudah duduk. Adapun bacaan pada waktu sujud ialah sebagai berikut yang artinya :
      “ Sujudlah wajahku kepada Allah yang telah menciptakannya, yang membukakan pendengaran dan penglihatan dengan daya dan kekuatan-Nya. Maka Maha Suci Allah, sebaik-baik penciptaan.”
Takrifan sujud ini boleh ini boleh disejajarkan dengan kewajiban bersujud yang telah diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Sabda Rasullullah Muhammad yang artinya:
Aku diperintah (oleh Allah) bahawa aku sujud di atas tujuh anggota, di atas dahi dan diisyarat dengan tangannya di atas hidungnya,dan dua tangan dan dua lutut dan perut-perut anak jari dua kaki. (Hadis Muttafaqun Alaih)
Baca selengkapnya

Monday 29 October 2012

Allah Itu Maha Pengampun

Allah Itu Maha Pengampun

Allah Maha Pengampun, Janganlah Terperdaya Syaitan

Oleh : Ustadz Kharisman
Ampunan Allah sangat luas, Allah adalah Yang Maha Pengampun. Tapi,  jangan terperdaya oleh syaitan dan hawa nafsu sehingga bermudah-mudahan untuk berbuat dosa.
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ
Wahai sekalian manusia, apa yang menyebabkan kalian terperdaya dari Tuhanmu yang Maha Mulia? (Q.S al-Infithar:6)
Sikap seorang mukmin adalah memadukan antara amal sholih dengan perasaan khawatir amalnya tidak diterima.
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آَتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka (Q.S alMukminuun:60)
Ibunda kaum beriman, Aisyah radliyallaahu anha pernah bertanya kepada Nabi tentang ayat tersebut: (Apakah yang dimaksud dalam ayat ini) adalah seseorang yang mencuri, berzina, dan minum khamr, kemudian dia takut kepada Allah? Rasul menyatakan: Bukan wahai putri Abu Bakr, wahai putri as-Shiddiq, akan tetapi (yang dimaksud dalam ayat tersebut) adalah seorang yang sholat, shaum, dan bershodaqoh, kemudian dia takut kepada Allah (H.R atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad, dishahihkan alHakim dan disepakati adz-Dzahaby)
Al-Hasan al-Bashri menyatakan: Seorang mukmin menggabungkan antara perbuatan baik dengan perasaan takut, sedangkan orang munafik menggabungkan antara perbuatan buruk dengan perasaan aman (santai; tenang-tenang saja)(Tafsir Ibn Katsir)
Salah satu sifat penduduk surga adalah mereka merasa khawatir akan adzab Allah dan terus berupaya mempersembahkan ibadah yang terbaik kepada Allah.
قَالُوا إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِي أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ (26) فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ (27) إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ (28)
(Penduduk surga) berkata: Sesungguhnya kami dahulu sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diadzab). Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari adzab neraka. Sesungguhnya kami dahulu menyembahNya. Sesungguhnya Dialah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang (Q.S atThuur:26-28)
Kisah Sahabat mulya, Umar bin al-Khottob patut menjadi renungan, saat beliau menjelang akan meninggal dunia sakit akibat tusukan pisau beracun sewaktu beliau menjadi Imam, banyak kaum muslimin yang bertakziyah. Salah satunya adalah seorang pemuda. Ia datang menjenguk Umar dan berkata: Bergembiralah engkau wahai Amirul Mukminin, dengan kabar gembira dari Allah. Karena engkau adalah Sahabat Nabi, termasuk pendahulu dalam Islam (Muhajirin), kemudian engkau menjadi pemimpin dan bersikap adil, sedangkan sebentar lagi (InsyaAllah) kau akan mati syahid.
Belum lagi dalam hadits dinyatakan secara tegas bahwa Umar adalah termasuk 10 orang Sahabat Nabi yang dijamin masuk surga.
Namun bagaimana jawaban Umar terhadap kabar gembira tersebut?
Umar justru menyatakan:
وَدِدْتُ أَنَّ ذَلِكَ كَفَافٌ لَا عَلَيَّ وَلَا لِي
Aku sudah sangat senang seandainya (keutamaan-keutamaan) itu impas dengan dosa-dosaku (H.R alBukhari)
Subhaanallah, kita yang jauh dibandingkan Umar, kadang masih suka bermudah-mudahan berbuat dosa sambil berkata: Ah, tenang saja, Allah kan Maha Pengampun.
Ampuni kami Ya Allah, kumpulkanlah kami di Jannah (Surga)Mu bersama orang-orang terbaik yang Engkau cintai: para Nabi, Shiddiqun, Syuhadaa’, dan orang-orang shalih. Kami sangat butuh rahmat dan ampunanMu. Sesungguhnya Engkau adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(dinukil dari buku ‘Sukses Dunia Akhirat dengan Istighfar dan Taubat karya Abu Utsman Kharisman halaman 117-120)
Baca selengkapnya

Thursday 18 October 2012

Award Design Blog Terbaik Blog Share4rt

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Award Design Blog Terbaik Blog Share4rt
Alhamdulillahi robbil 'alamin, ternyata ada seseorang yang memberikan sebuah apresiasi penting yaitu sebuah penghargaan atau "Award" kepada kami. Dialah Eko Budi Santoso, seorang pendiri sekaligus admin dari blog pribadinya yaitu Share4art. Pada tanggal 14 Oktober lalu, ia membuat kontes untuk para blogger teman-temannya. Kami ikut kontes tersebut dan Alhamdulillah berada di posisi 8 dari 15 pemenang.
Berikut adalah Award yang diberikan oleh Eko Budi Santoso kepada ROHIS SMA Negeri Banyumas.
Award Design Blog Terbaik Share4art
Sekali lagi kami segenap keluaga besar ROHIS SMA Negeri Banyumas mengucapkan banyak terimakasih kepada Eko Budi Santoso selaku admin Blog Share4art yang telah memberkan award ini kepada Kami.
Mungkin hanya itu yang dapat kami sampaikan. Bila itu benar datangnya dari Allah, dan bila itu salah datangnya dari kami. Akhirul kalam, wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Baca selengkapnya
Daftar Anggota ROHIS SMA Negeri Banyumas

Daftar Anggota ROHIS SMA Negeri Banyumas

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,
Organisasi ROHIS SMA Negeri Banyumas sudah melaksanakan Re-Organisasi pada Senin 17 September 2012 kemarin. Dari rapat anggota sekaligus Re-Organisasi tersebut terpilih dan tersusunlah kepengurusan anggota baru untuk periode 2012 / 2013. Mudah-mudahan dengan pengurus yang baru ini dapat membuat program-program baru yang lebih inovatif yang dapat memajukan Organisasi ROHIS tercinta ini.
Berikut kami sertakan daftar anggota ROHIS SMA Negeri Banyumas Periode 2012 / 2013 yang sudah kami bukukan. Di bawah ini adalah soft copy yang sengaja kami bagikan untuk para pembaca sekalian. Sebelumnya, kami mohon maaf bila ada salah-salah dan kekurangan dalam pengetikan dan penyusunan Buku Anggota ini.
Akhirul kalam, wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Baca selengkapnya

Sunday 16 September 2012

Download Shollu V3.09.1 (Prayer Reminder)

Shollu merupakan salahsatu aplikasi yang sangat bermanfaat untuk umat muslim dalam menjalankan sholat lima waktu, Shollu adalah aplikasi pengingat sholat untuk komputer yang telah diupdate ke versi terbaru oleh pembuatnya ebta setiawan, tidak ada perbedaan yang mencolok dari versi sebelumnya hanya saja ada beberapa perbaikan dalam hal konten dan fitur dan berikut ini adalah beberapa perubahan atau fitur terbaru aplikasi pengingat sholat (Shollu 3.09) yang dibuat oleh ebsoft.web.id:
  • 4 file suara adzan yang baru dengan kualitas yang lebih baik;
  • Penghapusan semua file adzan sebelumnya (kualitas kurang baik);
  • Indikator ketika menyimpan pengaturan;
  • Hasil keluaran jadwal sholat dalam HTML yang lebih baik;
  • Informasi yang lebih jelas di Drop Zone ketika waktu sholat tiba;
  • Dukungan yang lebih baik ketika menyimpan pesan tambahan di Windows Vista, 7 dan diatasnya;
  • Perbaikan antarmuka di windows Vista dan 7;
  • Perbaikan suara adzan yang kadang tidak bersuara ketika waktu sholat tiba;
  • Icon Shollu bar;
Screenshot:
DOWNLOAD

Size : 3.402KB | Password RAR : http://clever-society.blogspot.com
Baca selengkapnya

Monday 20 August 2012

Karakteristik Penghuni Surga

Karakteristik Penghuni Surga

Iyadh bin Himar Al-Mujasyi’i ia berkata, pada suatu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallamberkhutbah seraya bersabda,
“Penghuni surga itu ada tiga; pertama, penguasa yang adil, jujur, dan mendapat taufik, kedua, seorang yang penyayang dan perhatian kepada setiap kerabat, ketiga, seorang muslim yang suci, pandai menjaga diri, dan memiliki keluarga….” (HR. Muslim)
Dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu ia berkata, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Macam-macam umat diperlibatkan keapdaku; aku melihat seorang Nabi beserta sekelompok orang pengikutnya, aku melihat seorang Nabi beserta seorang laki-laki pengikutnya, aku melihat seorang Nabi tanpa ditemani seorang pengiku pun, kemudian diperlihatkan kepadaku sekelompok orang dengan jumlah yang amat banyak, maka aku berakta, ‘Ini adalah umatku.’ Kemudian dikatakan, ‘Ini adalah Musa dan umatnya. Tapi, lihatlah ke atas.’ Seketika terlihat sekelompok umat dengan jumlah yang amat banyak. Kemudian dikatakan, ‘Lihatlah ke arah yang lain.’ Seketika terlihat sekelompok umat dengan jumlah yang amat banyak. Kemudian dikatakan, ‘Ini adalah umatmu.’ Bersama mereka 70.000 orang masuk ke dalam surga tanpa melalui prosesi hisab dan siksa.” Kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam berdiri, lalu masuk, lalu para shahabat berbicara panjang lebar tentang sabda Nabi tadi. Kemudian mereka berkata, ‘Siapakah mereka yang masuk surga tanpa melalui prosesi hisab dan siksa?’ Sebagian mereka berkata, ‘Barangkali mereka yang menyertai Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.’ Sebagian yang lain berkata, ‘Barangkali mereka yang dilahirkan dalam keadaan Islam, dia tidak pernah menyekutukan Allah.’ Mereka menyebutkan banyak hal. Kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam keluar kembali (dari kamar beliau) menemui mereka, lalu beliau berkata, ‘Apa yang kalian perbincangkan?’ Mereka pun memberitahukan kepada beliau tentang apa yang mereka perbincangkan antarmereka. Lalu beliau bersabda, ‘Mereka adalah orang-orang yang tidak berobat dengan menggunakan kayy, tidak minta diruqyah (ruqyah yang tidak syar’i), tidak bertathayyur (pesimis karena melihat pertanda buruk), dan hanya kepada Allah mereka bertawakkal.’ Kemudian ‘Ukkasyah bin Mihshan Al-Asadi berdiri seraya berkata, ‘Apakah saya termasuk bagian dari mereka, wahai Rasulullah?’ Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. ‘Kamu adalah termasuk bagian dari mereka!’ Lalu sebagian shahabat yang lain (Sa’ad bin ‘Ubadah) berkata, ‘Apakah saya bagian dari mereka, wahai Rasulullah?’ Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Kamu telah didahului oleh Ukkasyah’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Berkaitan dengan maksud tawakkal di dalam hadis di atas, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Tawakkal adalah kondisi hati yang timbul atas pengetahuannya terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala, percaya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala sendirian dalam mencipta, mengatur, menghilangkan madharat, mendatangkan manfaat, memberi, memboikot pemberian, dan apa yang Dia kehendaki bisa terwujud meskipun manusia tidak menghendakinya, sedangkan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak terwujud meskipun manusia menghendakinya. Dengan begitu, ia bersandar sepenuhnya kepada AllahSubhanahu wa Ta’ala, menyerahkan segala hal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, merasa tenang bersama-Nya, percaya sepenuhnya kepada-Nya, yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mencukupinya berdasarkan rasa dan sikap tawakkal kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memenuhi kebutuhan orang yang tawakkal itu, tidak ada sesuatu yang terjadi di luar kehendak-Nya, baik manusia menginginkannya maupun menolaknya. Kondisi orang yang tawakkal itu seperti kondisi anak kecil di hadapan kedua orang tuanya, dalam perihal sesuatu yang ia niatkan, baik motivasi atau larnagan, maka kedua orang tua itu menanggung sepenuhnya. Perhatikanlah hati anak itu tidak pernah terbesit untuk bersandar kepada selain kedua orang tuanya, dan menahan hasratnya untuk menyampaikan apa yang ia niatkan kepada kedua orang tuanya. Begitu juga kondisi orang yang tawakkal. Barangispa yang memiliki sikap seperti iu dalam berinteraksi dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti mencukupinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Ath-Thalaaq: 3)
Dari Sahal bin Sa’ad ia berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang menjamin (menajga) lisan dan kemaluannya, maka aku menjaminnya untuk masuk jannah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang oleh Allah dijaga dari kejelekan lisan dan kemaluannya, maka ia akan masuk jannah’.”
Dari Mu’adz bin Jabal ia berkata,
“Aku pernah bersama Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan. Pada suatu pagi aku berada di dekat Nabi, sementara kami sedang berjalan kaki, lalu aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, beritahulah saya tentang pekerjaan yang bisa memasukkan saya ke surga dan menjauhkan saya dari neraka.’ Beliau bersabda, ‘Kamu telah bertanya kepadaku tentang sesuatu yang agung. Sungguh sedikit orang yang dimudahkan oleh Allah untuk bertanya tentang hal itu. (Amal itu adalah) kamu menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan apa pun, melaksanakan shalat menunaikan zakat, shiyam pada bulan Ramadhan, berhaji ke Baitullah.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Maukah kamu jika aku memberitahumu tentang pintu-pintu kebaikan? Shiyam itu adalah perisai, sedangkan sedekah dapat menghapus dosa, sebagaimana air dapat memadamkan api, serta shalat seseorang pada kesunyian malam (qiyamul lail).’ Kemudian beliau membaca firman Allah Ta’ala, “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.’ (QS. As-Sajdah: 16-17). Beliau kemudian bersabda, “Maukah kamu jika aku memberitahumu tentang penghulu segala sesuatu, tiang segala sesuatu, dan puncak segala sesuatu?’ Aku berkata, ‘Dengan senang hati, wahai Rasulullah.’ “Pokok segala urusan adalah Islam, pilarnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.” Beliau bersabda, ‘Maukah kamu jika aku memberitahumu raja dari seluruh itu?’ Aku berkata, ‘Dengan senang hati, wahai Nabi Allah.’ Kemudian Rasulullah memegang mulut Mua’adz seraya bersabda, ‘Jagalah (tahanlah) mulutmu seperti ini.’ Aku berkata, ‘Wahai Nabi Allah, apakah kami akan disiksa karena kata-kata yang kami ucapkan?’ Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ibumu merasa kehilangan kamu, (celakalah) wahai Mu’adz. Tidaklah manusia dicebloskan ke dalam neraka dengan diseret di atas wajah atau dahinya kecuali disebabkan oleh kata-kata yang diucapkan oleh mulut mereka’.”
Sumber : Belaian Bidadari di Alam Mimpi, Syaikh ‘Isham Hasanain, Pustaka At-Tibyan, Cetakan 1 2008
Baca selengkapnya
Dakwah Para Nabi Kepada Kaumnya

Dakwah Para Nabi Kepada Kaumnya

Assalamu'alaikum Warahmatullaah Wabarokatuh,
Taqabbalallaahu minna wa minkum yaa ikhwati fillaah. Happy 'Ied Mubarok :)). semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kita semua, aamiin #bow

Al haq (Allah) Yang Maha Mulia sebutan-Nya berfirman dalam ayat-Nya yang muhkam :
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah : inilah (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikuti mengajak (kamu) kepada allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik” (Yusuf : 108)
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata : “sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (Fushislat:33)”
Maka ketahuilah wahai kaum muslimin, semoga allah Subhanahuwata’ala memberi kita hidayah kepada semua urusan kita yang lurus. Bahwa perkara yang allah perintahkan Rasul-Nya Sholollohu’alaihiwassalam mendakwahkanya, dan ummatnya termasuk. Di dalamnya mempunyai dua landasan utama, yang tidak mungkin lepas salah satu dari yang lainya. Kedua landasan itu adalah ;

  1. Perintah beribadah hanya kepada allah satu-satunya. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dorongan terhadap hal ini serta mempunyai sikap wala’ yang di dasari oleh perkara ini, sekaligus menyatakan kafir orang-orang yang meninggalkan perkara ini.
  2. Peringatan tentang bahaya syirik dalam beribadah kepada allah. Tegas dalam perkara ini dan menunjukan sikap permusuhan yang di dasari kebencian terhadap masalah (syirik) ini serta menyertakan kafirnya orang-orang yang melakukanya
Asy Syaikh ‘Ubaid Bin Abdillah bin Sulaiman Al Jabiri menegaskan :
“inilah islam yang pengertiannya berserah diri kepada allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya melalui ketaatan dan albara-ah (menunjukan sikap benci dan antipati) terhadap syirik dan para penganutnya. Inilah yang di bawa oleh para nabi dan Rasul yang diutus oleh allah sejak pertama, Nabi Nuh hingga ditutup oleh nabi Muhammad Sholollohu’alahiwassalam.”
 Allah berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap ummat (untuk menyerukan) “sembahlah allah (saja) dna jauhilah Thaghut itu “ (An Nahl:36) “
Dan firman allah
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
“dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyuklan kepadanya : “bahwasannya tidak ada sesembahan (yang haq) melainkan aku, maka sembahlah aku olehmu sekalian” (Al Anbiya : 25)”.
Allah berfirman dengan mengisahkan kepada kita tentang Nabi Nuh, Huud, Shaleh, Syu’aib dan orang pilihan yang paling baik Shalawatullahi wa salamuhu ‘alaihim, ketika berdakwah kepada kaumnya masing-masing :
يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ
“wahai kaum sembahlan allah, sekali-kali tak ada tuhan bagimu selainnya “ (Al Araf : 59 )
Firman allah
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ
“dan rabbmu telah memerintahkan supaya kamu janngan menyembah selain dia “ (Al Isra’ : 23)
Ayat-ayat dalam masalah ini sangat banyak, maka siapa yang yang mau memperhatikan dan mempelajari Al Qur’anul Karim niscaya akan menemukan kejelasan. Kemudian dalam sunnah nabawiyah yang mutawatir, juga menguatkan apa yang di paparkan dalam ayat Al Qur’anul Karim ini, yaitu tentang kesesuaian dakwah para Rasul di atas prinsip pokok agama yang asasnya adalah perintah untuk bertauhid dan memurnikan (mengikhhaskan) agama (amalan atau ibadah) hanya untuk allah serta larangan dari kesyirikan yang merupakan pembatal semua amalan
Wassalamu'alaikum Warahmatullaah Wabarokatuh

(Dikutip dari buku “Manhaj Dakwah Salafiyah penerbit Pustaka Al Haura’)
Baca selengkapnya

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Segenap pengurus, staf, dan anggota ROHIS SMA Negeri Banyumas mengucapkan Taqobbalallahu minna wa minkum, siyamana wa siyamakum. Minal aidin wal faizin. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H. Mohon maaf apabila selama ini kami memiliki banyak kesalahan baik ucapan, maupun tingkah laku yang murang berkenan.
Bulan Ramadhan telah berlalu, kini tiba bulan baru, bulan penuh yang penuh maaf dan ampunan baik dari Allah maupun dari sesama manusia. Kita semua bersaudara, maka jagalah persaudaraan ini dengan saling memaafkan satu sama lain. Tidak masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi.
Pergunakan saat-saat fitri ini untuk saling memaafkan sesama manusia, kembali ke fitri dan raihlah kebahagiaan haqiqi. Sesungguhnya Allah maha pemaaf dan maha penerima taubat. Bertaubatlah kamu kepada-Nya, menyesalah kamu atas segala kesalahan dan dosa yang kamu perbuat dan berjanjilah tidak akan mengulanginya lagi. 
Akhirul kalam, wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb. 
Baca selengkapnya

Keutamaan Shalat Fajar Melebihi Dunia Seisinya

Dunia ini isinya luar biasa. Apa yang ada dipermukaan dunia ini kekayaannya begitu luar biasa. Belum lagi yang terdapat didalam tanah. Ada emasnya, ada tembaganya, ada peraknya, ada intan berharga, yang dilaut juga, yang di udara juga banyak sekali.
Bahkan Allah Maha kaya. Kita di dunia ini terkagum-kagum dengan seseorang konglomerat yang kekayaannya triliyunan. Terkagum-kagum kepada orang yang punya mobil sampai seribu misalnya, punya rumah jutaan dimana-mana, punya hotel dimana-mana, orang punya emas sampai satu ton. Tapi sekaya-kayanya manusia didunia ini bila dibandingkan dengan kekayaan Allah swt tidak adaapa-apanya.
Orang yang melakukan shalat sunnah fajar yang hanya dua rokaat itu, Allah akan berikan balasan lebih banyak, lebih baik dari pada dunia ini dan sekaligus seisinya. Maka Rasulullah saw tidak pernah meninggalkan shalat sunnah fajar ini. Allah akan memberikan balasan yang banyaknya tidak bisa diukur dengan kekayaan Allah yang ada di bumi yang kita lihat ini.
Rasulullah lebih menyukai Shalat sunnah dari pada dunia semuanya. Bahkan didalam hadisnya yang lain dinyatakan; shalat fajar dua rokat itu nilainya yang akan Allah berikan kepada orang yang melakukannya ini lebih banyak, lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Telah kita ketahui, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selalu menyempatkan diri melaksanakan shalat dua rakat sebelum shalat subuh berjamaah bersama para sahabat. Dan dalam mengerjakan shalat fajar, Nabi selalu meringankannya. Tentu saja jika shalatnya ringan atau cepat, ayat atau surat yang dibaca pun pasti pendek. Dalam hadist yang di riwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anha disebutkan,
“Aku mengamati Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selama sebulan, beliau membaca dalam dua rakaat sebelum fajar : Qul ya ayyuhal kaafirun dan Qul huwallaahu Ahad.” (HR. At-Tirmidzi, dia berkata bahwa ini adalah hadist hasan) (27)
Dalam hadist di atas dijelaskan bahwa Rasulullah membaca surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas dalam shalat fajarnya. Sesuai dengan urutan surat-surat Al-Qur’an dan bunyi hadist, surat Al-Kafirun beliau baca pada rakaat pertama. Sedangkan surat Al-Ikhlas dibaca pada rakaat kedua.
Dua surat ini termasuk dalam jajaran surat-surat yang pendek dan termasuk dalam golongan surat-surat Makkiyyah, yakni surat-surat yang diturunkan di Makkah sebelum beliau hijrah ke Madinnah.
Dalam hadist lain riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu disebutkan,
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca dalam dua rakaat fajar: Qul Yaa Ayyuhal dan Qul huwallaahu Ahad.” (HR. Muslim) (28)
Surah Al Kafirun agar kita berbeda jalan dengan orang-orang kafir, shalat sebagai pengingat terlebih fajar dimana saat memulai hari, kita diingatkan untuk memurnikan Agama, bersih dari ikut-ikutan orang kafir, semisal valentin, bergaya pacaran, dan semua yang didalam Agama Islam telah diatur jangan sampai menyimpang, membuat sendiri dalam aturan, inilah pembeda antara kafir dan beriman.
Surah Al Ikhlas agar kita menyatukan tujuan hidup yang sebenarnya adalah Allah, kesemuanya kita gantungkan diri kepada Allahusshomad, dan Allah lebih mulia dan berkuasa diatas semua ciptaan-Nya dan tidak ada yang sebanding dengan Allah, baik kekayaan, rizki dsb, diharapkan kepada amaliah kita sehari-hari agar mengharap hanya kepada pertolongan Allah semata. Dan kita akan memasrahkan kepada setiap perintah dan larangan-Nya untuk tunduk lahir dan bathin, tanpa menyamainya dengan siapapun
Shalat keberhasilannya adalah mereka para Shahabat Rosulullah SAW dalam tingkat umat Islam, dimana mereka menjalankan Islam tanpa bantahan, tanpa meremehkan, meyakini semua janji Allah SWT, karena itu mereka hidup bersama dengan Islam, Islam dijadikan sebagai Dien yang hakiki, bukan perkataan Agama yang berbeda pengertian. Dienul Islam ialah Pegangan kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam rangka penyembahan kita kepada Allah SWT yang memberikan kita amanah kehidupan dimuka bumi.
Sandaran diatas, akan menguatkan niat dan memberi kita peringatan kepada hakikat kita diciptakan, dan memulai harian kita dengan komitmen dan rahmat dari Allah SWT
Ayat Lain yang Dibaca Nabi dalam Shalat Sunnah Fajar
Dalam dua rakaat fajarnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak hanya membaca surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas. Namun beliau juga membaca ayat lain, yakni ayat ke 136 dari surat Al-Baqarah dan ayat ke 52 atau 64 dari surat Ali Imran. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma,
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca pada rakaat pertama dari dua rakaat fajar : Quuluu aamannaa billaahi wamaa uunzila ilayna, satu ayat yang terdapat dalam surat Al-Baqarah. Dan pada rakaat kedua, beliau membaca : Aamannaa billaahi wasyhad bi annaa muslimuun.” Dalam riwayat yang lain, “Dan beliau membaca satu ayat yang terdapat dalai surat Ali Imran pada rakaat kedua: Ta’aalaw ilaa kalimatin sawaa’in baynanaa wa baynakum.” (keduanya diriwayatkan Imam Muslim)
Baca selengkapnya

Tuesday 14 August 2012

Malam Genap, Bisa Lailatul Qadr

Lailatul qadr adalah malam yang berpindah-pindah waktunya setiap tahun. Boleh jadi pada tahun kemarin terjadi pada malam ke-21 Ramadhan, lalu tahun ini terjadi pada malam ke-22, dan tahun mendatang pada malam ke-23, dan sebagainya. Hadits Abu Sa'id Al-Khudri riwayat Muslim mengisahkan lailatul qadar terjadi pada malam ke-21. Hadits Abdullah bin Unais Al-Juhani riwayat Muslim mengisahkan lailatul qadar terjadi pada malam ke-23. 

"Hadits Ibnu Abbas riwayat Ahmad, Al-Baihaqi, dan lain-lain mengisahkan lailatul qadar terjadi pada malam ke-24. Dan seterusnya. Pendapat berpindah-pindahnya lailatul qadar pada setiap tahun dipegangi oleh imam Malik bin Anas, Sufyan Ats-Tsauri, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rahawaih, Abu Tsaur. Pendapat ini juga diikuti oleh para ulama madzhab Hanafi dan sebagian ulama madzhab Syafii." (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, 4/313 dan Al-Majmu Syarh Al-Muhadzab, 6/459)

Lailatul qadar bisa terjadi pada malam genap maupun malam ganjil, karena bulan Ramadhan terkadang dua puluh Sembilan hari dan terkadang tiga puluh hari. 

Nabi SAW bersabda,

"Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, yaitu pada Sembilan malam yang terakhir, atau tujuh malam yang terakhir, atau lima malam yang terakhir" (HR. Bukhari no. 2021, Abu Daud no. 1173, dan Ahmad no. 1948) (BJ;UstGrup)

Hadits ini menunjukkan bahwa lailatul qadar bisa terjadi pada malam genap maupun malam ganjil, karena bulan Ramadhan terkadang dua puluh Sembilan hari dan terkadang tiga puluh hari.

Pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, kita dianjurkan untuk giat berdoa, dzikir, istighfar, shalat tarawih dan witir, tadarus Al-Quran, sedekah, dan amal kebajikan lainnya. Semua doa yang berasal dari Al-Qur'an dan hadits shahih layak untuk dibaca.
Baca selengkapnya
( RAMADHAN ) Hikmah Keikhlasan Bathin

( RAMADHAN ) Hikmah Keikhlasan Bathin

Puasa harus dilakukan dengan niat ikhlas untuk mengharap wajah Allah. Sedangkan nikmat kesehatan, itu hanyalah hikmah ikutan saja dari melakukan puasa, dan bukan tujuan utama yang dicari-cari. Jika seseorang berniat ikhlas dalam puasanya, niscaya nikmat dunia akan datang dengan sendirinya tanpa dia cari-cari. Ingatlah selalu nasehat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 2465.Shahih Tuhfatul Ahwadzi, 7/139)

Hikmah puasa yang biasa sering dibicarakan sebagian kalangan bahwa puasa dapat menyehatkan badan seperti dapat menurunkan bobot tubuh, mengurangi resiko stroke, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi resiko diabetes maka itu semua adalah hikmah ikutan saja dan bukan hikmah utama. 

Sehingga hendaklah seseorang meniatkan puasanya untuk mendapatkan hikmah syar’i terlebih dahulu dan janganlah dia berpuasa hanya untuk mengharapkan nikmat sehat semata. 

Karena jika niat puasanya hanya untuk mencapai kenikmatan dan kemaslahan duniawi, maka pahala melimpah di sisi Allah akan sirna walaupun dia akan mendapatkan nikmat dunia atau nikmat sehat yang dia cari-cari.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy Syuraa: 20) 

Mufasir dikalangan Shahabat yaitu Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Barangsiapa yang melakukan amalan puasa, amalan shalat atau amalan shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah: “Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Namun amalannya akan sia-sia (lenyap) di akhirat. 

Di antara hikmah sejati meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia ketika berpuasa adalah:

Pertama, dapat mengendalikan jiwa. Rasa kenyang karena banyak makan dan minum, kepuasan ketika berhubungan dengan istri, itu semua biasanya akan membuat seseorang lupa diri, kufur terhadap nikmat, dan menjadi lalai. Sehingga dengan berpuasa, jiwa pun akan lebih dikendalikan.

Kedua, hati akan menjadi sibuk memikirkan hal-hal baik dan sibuk mengingat Allah. Apabila seseorang terlalu tersibukkan dengan kesenangan duniawi dan terbuai dengan makanan yang dia lahap, hati pun akan menjadi lalai dari memikirkan hal-hal yang baik dan lalai dari mengingat Allah. 

Oleh karena itu, apabila hati tidak tersibukkan dengan kesenangan duniawi, juga tidak disibukkan dengan makan dan minum ketika berpuasa, hati pun akan bercahaya, akan semakin lembut, hati pun tidak mengeras dan akan semakin mudah untuk tafakkur (merenung) serta berdzikir pada Allah.

Ketiga, dengan menahan diri dari berbagai kesenangan duniawi, orang yang berkecukupan akan semakin tahu bahwa dirinya telah diberikan nikmat begitu banyak dibanding orang-orang fakir, miskin dan yatim piatu yang sering merasakan rasa lapar. Dalam rangka mensyukuri nikmat ini, orang-orang kaya pun gemar berbagi dengan mereka yang tidak mampu.

Keempat, dengan berpuasa akan mempersempit jalannya darah. Sedangkan setan berada pada jalan darahnya manusia. 
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 

“Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah.” (HR. Bukhari no. 7171 dan Muslim no. 2174).

Jadi puasa dapat menenangkan setan yang seringkali memberikan was-was. Puasa pun dapat menekan syahwat dan rasa marah. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan puasa sebagai salah satu obat mujarab bagi orang yang memiliki keinginan untuk menikah namun belum kesampaian. (Disarikan dari Latho’if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 276-277, Al Maktab Al Islamiy, cetakan pertama, 1428 H)keuntungan dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi”.” (Periksa Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/311, Dar Thoyibah, cetakan kedua 1420 H)

Sumber : Yusuf Mansur Network 
Baca selengkapnya

Friday 6 July 2012

Hati-hati dari Teman yang Buruk

Hati-hati dari Teman yang Buruk

Sabtu, 05-September-2009, Penulis: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah

Dalam sebuah hadits yang shahih disebutkan:

مَثَلُ الْـجَلِيْسِ الصَّالـِحِ وَالسُّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيْرِ. فَحَامِلُ الْـمِسْكِ إِمَّا أَنْ يَحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيْحًا خَبِيْثَةً
“Permisalan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. (Duduk dengan) penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya dan bisa jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu dan bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak sedap.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa teman dapat memberikan pengaruh negatif ataupun positif sesuai dengan kebaikan atau kejelekannya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerupakan teman bergaul atau teman duduk yang baik dengan penjual minyak wangi. Bila duduk dengan penjual minyak wangi, engkau akan dapati satu dari tiga perkara sebagaimana tersebut dalam hadits. Paling minimnya engkau dapati darinya bau yang harum yang akan memberi pengaruh pada jiwamu, tubuh dan pakaianmu. Sementara kawan yang jelek diserupakan dengan duduk di dekat pandai besi. Bisa jadi beterbangan percikan apinya hingga membakar pakaianmu, atau paling tidak engkau mencium bau tak sedap darinya yang akan mengenai tubuh dan pakaianmu.
Dengan demikian jelaslah, teman pasti akan memberi pengaruh kepada seseorang. Dengarkanlah berita dari Al-Qur`an yang mulia tentang penyesalan orang zalim pada hari kiamat nanti karena dulunya ketika di dunia berteman dengan orang yang sesat dan menyimpang, hingga ia terpengaruh ikut sesat dan menyimpang.

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَالَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً. يَاوَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلاً. لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
“Dan ingatlah hari ketika itu orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, ‘Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, andai kiranya dulu aku tidak menjadikan si Fulan itu teman akrabku. Sungguh ia telah menyesatkan aku dari Al-Qur`an ketika Al-Qur`an itu telah datang kepadaku.’ Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (Al-Furqan: 27-29)
‘Adi bin Zaid, seorang penyair Arab, berkata:

عَنِ الْـمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ فَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالْـمُقَارَنِ يَقْتَدِي إِذَا كُنْتَ فِي قَوْمٍ فَصَاحِبْ خِيَارَهُمْ وَلاَ تُصَاحِبِ الْأَرْدَى فَتَرْدَى مَعَ الرَّدِي

Tidak perlu engkau bertanya tentang (siapa) seseorang itu, namun tanyalah siapa temannya. Karena setiap teman meniru temannya.Bila engkau berada pada suatu kaum maka bertemanlah dengan orang yang terbaik dari mereka. Dan janganlah engkau berteman dengan orang yang rendah/hina niscaya engkau akan hina bersama orang yang hina. Karenanya lihat-lihat dan timbang-timbanglah dengan siapa engkau berkawan.

Dampak Teman yang Jelek

Ingatlah, berteman dengan orang yang tidak baik agamanya, akhlak, sifat, dan perilakunya akan memberikan banyak dampak yang jelek. Di antara yang dapat kita sebutkan di sini:

  1. Memberikan keraguan pada keyakinan kita yang sudah benar, bahkan dapat memalingkan kita dari kebenaran. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
    فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ. قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ إِنِّي كَانَ لِي قَرِينٌ. يَقُولُ أَئِنَّكَ لَمِنَ الْمُصَدِّقِينَ. أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَئِنَّا لَمَدِينُونَ. قَالَ هَلْ أَنْتُمْ مُطَّلِعُونَ. فَاطَّلَعَ فَرَآهُ فِي سَوَاءِ الْجَحِيمِ. قَالَ تَاللهِ إِنْ كِدْتَ لَتُرْدِينِ. وَلَوْلاَ نِعْمَةُ رَبِّي لَكُنْتُ مِنَ الْمُحْضَرِينَ
    Lalu sebagian mereka (penghuni surga) menghadap sebagian yang lain sambil bercakap-cakap. Berkatalah salah seorang di antara mereka,
    “Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) memiliki seorang teman. Temanku itu pernah berkata, ‘Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang yang membenarkan hari berbangkit? Apakah bila kita telah meninggal dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, kita benar-benar akan dibangkitkan untuk diberi pembalasan.”
    Berkata pulalah ia,
    “Maukah kalian meninjau temanku itu?"
    Maka ia meninjaunya, ternyata ia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala. Ia pun berucap,
    “Demi Allah! Sungguh kamu benar-benar hampir mencelakakanku. Jikalau tidak karena nikmat Rabbku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret ke neraka.” (Ash-Shaffat: 50-57)
    Dengarkanlah kisah wafatnya Abu Thalib di atas kekafiran karena pengaruh teman yang buruk. Tersebut dalam hadits Al-Musayyab bin Hazn, ia berkata,
    "Tatkala Abu Thalib menjelang wafatnya, datanglah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau dapati di sisi pamannya ada Abu Jahl bin Hisyam dan Abdullah bin Abi Umayyah ibnil Mughirah. Berkatalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai pamanku, ucapkanlah Laa ilaaha illallah, kalimat yang dengannya aku akan membelamu di sisi Allah.’ Namun kata dua teman Abu Thalib kepadanya, ‘Apakah engkau benci dengan agama Abdul Muththalib?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menerus meminta pamannya mengucapkan kalimat tauhid. Namun dua teman Abu Thalib terus pula mengulangi ucapan mereka, hingga pada akhirnya Abu Thalib tetap memilih agama nenek moyangnya dan enggan mengucapkan Laa ilaaha illallah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
  2. Teman yang jelek akan mengajak orang yang berteman dengannya agar mau melakukan perbuatan yang haram dan mungkar seperti dirinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang munafikin:

    وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً
    “Mereka menginginkan andai kalian kafir sebagaimana mereka kafir hingga kalian menjadi sama.” (An-Nisa`: 89)
  3. Tabiat manusia, ia akan terpengaruh dengan kebiasaan, akhlak, dan perilaku teman dekatnya. Karenanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
    “Seseorang itu menurut agama teman dekat/sahabatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa ia bersahabat1.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 927)
  4. Melihat teman yang buruk akan mengingatkan kepada maksiat sehingga terlintas maksiat dalam benak seseorang. Padahal sebelumnya ia tidak terpikir tentang maksiat tersebut.
  5. Teman yang buruk akan menghubungkanmu dengan orang-orang yang jelek, yang akan memudaratkanmu.
  6. Teman yang buruk akan menggampangkan maksiat yang engkau lakukan sehingga maksiat itu menjadi remeh/ringan dalam hatimu dan engkau akan menganggap tidak apa-apa mengurangi-ngurangi dalam ketaatan.
  7. Karena berteman dengan orang yang jelek, engkau akan terhalang untuk berteman dengan orang-orang yang baik/shalih sehingga terluputkan kebaikan darimu sesuai dengan jauhnya engkau dari mereka.
  8. Duduk bersama teman yang jelek tidaklah lepas dari perbuatan haram dan maksiat seperti ghibah, namimah, dusta, melaknat, dan semisalnya. Bagaimana tidak, sementara majelis orang-orang yang jelek umumnya jauh dari dzikrullah, yang mana hal ini akan menjadi penyesalan dan kerugian bagi pelakunya pada hari kiamat nanti. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

    مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ لَمْ يَذْكُرُوا اللهَ تَعَالَى فِيْهِ، إِلاَّ قَامُوْا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ وَكَانَ لَهُمْ حَسْرَةً

    “Tidak ada satu kaum pun yang bangkit dari sebuah majelis yang mereka tidak berzikir kepada Allah ta’ala dalam majelis tersebut melainkan mereka bangkit dari semisal bangkai keledai2 dan majelis tersebut akan menjadi penyesalan bagi mereka." (HR. Abu Dawud. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 77)
    Demikian… Semoga ini menjadi peringatan!
    (Dinukil secara ringkas dengan perubahan dan tambahan oleh Ummu Ishaq Al-Atsariyah dari kitab Al-Mukhtar lil Hadits fi Syahri Ramadhan, hal. 95-99)
                                                                                                                                                             
  1. Seseorang akan berperilaku seperti kebiasaan temannya dan juga menurut jalan serta perilaku temannya. Maka hendaknya setiap kita merenungkan dan memikirkan dengan siapa kita bersahabat. Siapa yang kita senangi agama dan akhlaknya maka kita jadikan ia sebagai teman, dan yang sebaliknya kita jauhi. Karena yang namanya tabiat akan saling meniru dan persahabatan itu akan berpengaruh baik ataupun buruk. (Tuhfatul Ahwadzi, kitab Az-Zuhd, bab 45)
  2. Sama dengan bangkai keledai dalam bau busuk dan kotornya. ('Aunul Ma'bud, kitab Al-Adab, bab Karahiyah An Yaqumar Rajulu min Majlisihi wala Yadzkurullah)
Source :
Baca selengkapnya
Seputar Pakaian Wanita dalam Shalat

Seputar Pakaian Wanita dalam Shalat

Ahad, 05-Juni-2011, Penulis: Fatawa Al-Mar`ah Al-Muslimah

Apakah boleh shalat memakai pantaloon (celana panjang ketat) bagi wanita dan lelaki. Bagaimana pula hukum syar’inya bila wanita memakai pakaian yang bahannya tipis namun tidak menampakkan auratnya?

Jawab:
Fadhilatusy Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah menjawab, “Pakaian yang ketat yang membentuk anggota-anggota tubuh dan menggambarkan tubuh wanita, anggota-anggota badan berikut lekuk-lekuknya tidak boleh dipakai, baik bagi laki-laki maupun wanita. Bahkan untuk wanita lebih sangat pelarangannya karena fitnah (godaan) yang ditimbulkannya lebih besar.

Adapun dalam shalat, bila memang seseorang shalat dalam keadaan auratnya tertutup dengan pakaian tersebut maka shalatnya sah karena adanya penutup aurat, akan tetapi orang yang berpakaian ketat tersebut berdosa. Karena terkadang ada amalan shalat yang tidak ia laksanakan dengan semestinya disebabkan ketatnya pakaiannya. Ini dari satu sisi. Sisi yang kedua, pakaian semacam ini akan mengundang fitnah dan menarik pandangan (orang lain), terlebih lagi bila ia seorang wanita.

Maka wajib bagi si wanita untuk menutup tubuhnya dengan pakaian yang lebar dan lapang, tidak menggambarkan lekuk-lekuk tubuhnya, tidak mengundang pandangan (karena ketatnya), dan juga pakaian itu tidak tipis menerawang. Hendaknya pakaian itu merupakan pakaian yang dapat menutupi tubuh si wanita secara sempurna, tanpa ada sedikitpun dari tubuhnya yang tampak. Pakaian itu tidak boleh pendek sehingga menampakkan kedua betisnya, dua lengannya, atau dua telapak tangannya. Si wanita tidak boleh pula membuka wajahnya di hadapan lelaki yang bukan mahramnya tapi ia harus menutup seluruh tubuhnya. Pakaiannya tidak boleh tipis sehingga tampak tubuhnya di balik pakaian tersebut atau tampak warna kulitnya. Yang seperti ini jelas tidak teranggap sebagai pakaian yang dapat menutupi.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan dalam hadits yang shahih1:

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا: رِجَالٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسُ وَنِساَءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ مُمِيْلاَتٌ رُؤُوْسَهُنَّ كَأَسْنَمَةِ الْبُخْتِ لاَ يَجِدْنَ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang saat ini aku belum melihat keduanya. Yang pertama, satu kaum yang membawa cambuk-cambuk seperti ekor sapi, yang dengannya mereka memukul manusia. Kedua, para
wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka miring dan membuat miring orang lain. Kepala-kepala mereka semisal punuk unta, mereka tidak akan mencium wanginya surga.”
Makna كَاسِيَاتٌ: mereka mengenakan pakaian akan tetapi hakikatnya mereka telanjang karena pakaian tersebut tidak menutupi tubuh mereka. Modelnya saja berupa pakaian akan tetapi tidak dapat menutupi apa yang ada di baliknya, mungkin karena tipisnya atau karena pendeknya atau kurang panjang untuk menutupi tubuh.
Maka wajib bagi para muslimah untuk memperhatikan hal ini. (Al-Muntaqa min Fatawa Fadhilatusy Syaikh Shalih Al-Fauzan, 3/158-159)

Kebanyakan wanita bermudah-mudah dalam masalah aurat mereka di dalam shalat. Mereka membiarkan kedua lengan bawahnya atau sedikit darinya terbuka/tampak saat shalat, demikian pula telapak kaki bahkan terkadang terlihat sebagian betisnya, apakah seperti ini shalatnya sah?

Jawab:
Samahatusy Syaikh Abdul Aziz ibnu Abdillah ibnu Baz rahimahullahu memberikan jawaban, “Yang wajib bagi wanita merdeka dan mukallaf untuk menutup seluruh tubuhnya dalam shalat terkecuali wajah dan dua telapak tangan, karena seluruh tubuh wanita aurat.

Bila ia shalat sementara tampak sesuatu dari auratnya, seperti betis, telapak kaki, kepala atau sebagiannya, maka shalatnya tidak sah, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لاَ يَقْبَلُ اللهُ صَلاَةَ الْحَائِضِ إِلاَّ بِخِمَارٍ



“Allah tidak menerima shalat wanita yang telah haid kecuali bila mengenakan kerudung.” (HR. Al-Imam Ahmad dan Ahlus Sunan kecuali An-Nasa’i dengan sanad yang shahih)
Yang dimaksud haid dalam hadits di atas adalah baligh. Juga berdasar sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ
 “Wanita itu aurat.”2 
 Juga riwayat Abu Dawud dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang wanita yang shalat memakai dira’ (pakaian yang biasa dikenakan wanita di rumahnya, semacam daster) dan khimar (kerudung) tanpa memakai izar (sarung/pakaian yang menutupi bagian bawah tubuh). Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

إِذَا كَانَ الدِّرْعُ سَابِغًا يُغَطِّي ظُهُوْرَ قَدَمَيْهِ
“(Boleh) apabila dira’ tersebut luas/lebar hingga menutupi punggung kedua telapak kakinya.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Bulughul Maram berkata, “Para imam menshahihkan mauqufnya haditsnya atas Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha.”3

Bila di dekat si wanita (di sekitar tempat shalatnya) ada lelaki ajnabi maka wajib baginya menutup pula wajahnya dan kedua telapak tangannya.” (Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, 10/ 409)

Kita perhatikan sebagian orang yang shalat mereka mengenakan pakaian yang tipis hingga bisa terlihat kulit di balik pakaian tersebut. Apa hukumnya shalat dengan pakaian seperti itu?
Jawab:
Samahatusy Syaikh Abdul Aziz ibnu Abdillah ibnu Baz rahimahullahu menjawab, “Wajib bagi orang yang shalat untuk menutup auratnya ketika shalat menurut kesepakatan kaum muslimin dan tidak boleh
ia shalat dalam keadaaan telanjang, sama saja apakah ia lelaki ataukah wanita.
Wanita lebih sangat lagi auratnya. Kalau lelaki, auratnya dalam shalat adalah antara pusar dan lutut disertai dengan menutup dua pundak atau salah satunya bila memang ia mampu, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Jabir radhiyallahu ‘anhu:

إِنْ كَانَ الثَّوْبُ وَاسِعًا فَالْتَحِف بِهِ، وَإِنْ كَانَ ضَيِّقًا فَاتَّزِرْ بِهِ

“Bila pakaian/kain itu lebar/lapang maka berselimutlah engkau dengannya (menutupi pundak) namun bila kain itu sempit bersarunglah dengannya (menutupi tubuh bagian bawah).” (Muttafaqun ‘alaihi)
Juga berdasar sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

لاَيُصَلِّي أَحَدُكُمْ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ لَيْسَ عَلَى عَاتِقِهِ مِنْهُ شَيْءٌ
“Tidak boleh salah seorang dari kalian shalat dengan mengenakan satu pakaian/kain sementara tidak ada sedikitpun bagian dari kain itu yang menutupi pundaknya.”
Hadits ini disepakati keshahihannya. Adapun wanita, seluruh tubuhnya aurat di dalam shalat terkecuali wajahnya.

Ulama bersilang pendapat tentang dua telapak tangan wanita: Sebagian mereka mewajibkan menutup kedua telapak tangan. Sebagian lain memberi keringanan (rukhshah) untuk membuka keduanya. Perkaranya dalam hal ini lapang, insya Allah. Namun menutupnya lebih utama/afdhal dalam rangka keluar dari perselisihan ulama dalam masalah ini.
Adapun dua telapak kaki, jumhur ahlil ilmi (mayoritas ulama) berpendapat keduanya wajib ditutup.

Abu Dawud mengeluarkan hadits dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha:

إِذَا كَانَ الدِّرْعُ سَابِغًا يُغَطِّي ظُهُوْرَ قَدَمَيْهِ
“(Boleh) apabila dira’ tersebut luas/lebar hingga menutupi punggung kedua telapak kakinya.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Bulughul Maram berkata, “Para imam menshahihkan mauqufnya hadits ini atas Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha (yakni, ucapan ini adalah perkataan Ummu Salamah bukan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, red.).”

Berdasarkan apa yang telah kami sebutkan, wajib bagi lelaki dan wanita untuk mengenakan pakaian yang dapat menutupi tubuhnya, karena kalau pakaian itu tipis tidak menutup aurat batallah shalat tersebut. Termasuk di sini bila seorang lelaki memakai celana pendek yang tidak menutupi kedua pahanya dan tidak memakai pakaian lain di atas celana pendek tersebut sehingga dua pahanya tertutup, maka shalatnya tidaklah sah.

Demikian pula wanita yang mengenakan pakaian tipis yang tidak menutupi auratnya maka batallah shalatnya. Padahal shalat merupakan tiang Islam dan rukun yang terbesar setelah syahadatain, maka wajib bagi seluruh kaum muslimin, pria dan wanita, untuk memberikan perhatian terhadapnya dan menyempurnakan syarat-syaratnya serta berhati-hati dari sebab-sebab yang dapat membatalkannya, berdasar firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“Jagalah shalat-shalat dan shalat wustha (ashar)...” (Al-Baqarah: 238)
Dan firman-Nya:
“Tegakkanlah shalat dan tunaikanlah zakat.”
Tidaklah diragukan bahwa memerhatikan syarat-syarat shalat dan seluruh yang Allah Subhanahu wa Ta’ala wajibkan berkenaan dengan shalat masuk dalam makna penjagaan dan penegakan yang diperintahkan dalam ayat.

Apabila di sisi/di sekitar si wanita itu ada lelaki ajnabi saat ia hendak shalat maka wajib4 baginya menutup wajahnya. Demikian pula dalam thawaf, ia tutupi seluruh tubuhnya karena thawaf masuk dalam hukum shalat. Wabillahi at-taufiq.” (Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, 10/410-412)


Bila aurat orang yang sedang shalat tersingkap, bagaimana hukumnya?
Jawab:
Fadhilatusy Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu menjawab, “Orang yang demikian tidak lepas dari beberapa keadaan :
  1. Bila ia sengaja/membiarkannya, shalatnya batal, baik sedikit yang terbuka/tersingkap ataupun banyak, lama waktunya ataupun sebentar.
  2. Bila ia tidak sengaja dan yang terbuka cuma sedikit maka shalatnya tidak batal.
  3. Bila ia tidak sengaja dan yang terbuka banyak namun cuma sebentar seperti saat angin bertiup sedang ia dalam keadaan ruku lalu pakaiannya tersingkap tapi segera ia tutupi/perbaiki maka pendapat yang shahih shalatnya tidak batal karena ia segera menutup auratnya yang terbuka dan ia tidak bersengaja menyingkapnya, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
    "Bertakwallah kalian kepada Allah semampu kalian."
  4. Bila ia tidak sengaja dan yang terbuka banyak, waktunya pun lama karena ia tidak tahu ada auratnya yang terbuka terkecuali di akhir shalatnya maka shalatnya tidak sah karena menutup aurat merupakan salah satu syarat shalat dan umumnya yang seperti ini terjadi karena ketidakperhatian dirinya terhadap auratnya di dalam shalat. Wallahu a’lam.” (Majmu’ Fatawa wa Rasail Fadhilatusy Syaikh ibnu Al-Utsaimin, Fatawa Al-Fiqh, 12/300-301)

    • HR. Muslim no. 5547.
      Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu menyatakan hadits di atas termasuk mukjizat kenabian, karena telah muncul dan didapatkan dua golongan yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut. Adapun makna كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ, wanita-wanita itu memakai nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala tapi tidak mensyukurinya. Ada pula yang memaknakan, para wanita tersebut menutup sebagian tubuh mereka dan membuka sebagian yang lain guna menampakkan kebagusannya. Makna lainnya, mereka memakai pakaian tipis yang menampakkan warna kulitnya dan apa yang tersembunyi di balik pakaian tersebut.
      مَائِلاَتٌ maknanya mereka menyimpang dari ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dari perkara yang semestinya dijaga.
      مُمِيْلاَتٌ maknanya mereka mengajarkan perbuatan mereka yang tercela kepada orang lain. Ada pula yang menerangkan مُمِيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ dengan makna mereka berjalan dengan miring berlagak angkuh dan menggoyang-goyangkan pundak mereka. Makna yang lain, mereka menyisir rambut mereka dengan gaya miring seperti model sisiran wanita pelacur dan mereka menyisirkan wanita lain dengan model sisiran seperti mereka.
      رٌؤٌوْسٌهٌنَّ كأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ maknanya mereka membesarkan rambut mereka dengan melilitkan sesuatu di kepala mereka. (Al-Minhaj, 14/336) –pen.
    • HR. At-Tirmidzi, dishahihkan dalam Al-Misykat (no. 3109), Al-Irwa’ (no. 273), dan Ash-Shahihul Musnad (2/36). –pen. Yakni hadits di atas adalah ucapan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha. Berdasar pendapat yang mewajibkan menutup wajah, bukan yang menganggapnya sunnah. (ed)
      Source :
      Baca selengkapnya